83 Juta Pekerjaan Diprediksi Akan Musnah Di Tahun 2027 Karena AI

Automation semakin berkembang, dan banyak profesi kini terancam kehilangan pekerjaan. Temukan profesi mana yang paling berisiko terkena PHK massal akibat teknologi otomatisasi yang terus maju.

berita Teknologi – Dalam laporan terbaru yang dirilis oleh Forum Ekonomi Dunia (WEF) berjudul “Future of Work 2023,” diperkirakan sebanyak 83 juta pekerjaan akan hilang pada tahun 2027. Penyebab utama dari fenomena ini adalah kemajuan pesat dalam teknologi, terutama kecerdasan buatan (AI), yang semakin menggantikan sejumlah profesi tradisional.

Posisi-posisi yang paling terancam antara lain kasir, teller bank, pekerja pos, operator data entry, dan tenaga penjual. Laporan WEF ini menggarisbawahi betapa teknologi telah mengubah dunia kerja dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Di garis depan revolusi ini adalah pengembangan robot humanoid, yang tengah digalakkan oleh perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Nvidia, Tesla, dan Meta. Robot-robot ini dirancang untuk melakukan pekerjaan fisik, membebaskan manusia dari tugas-tugas repetitif dan membosankan.

Meta, khususnya, telah membuat kemajuan signifikan dalam bidang ini. Perusahaan tersebut mendirikan divisi baru dalam Reality Labs-nya yang fokus pada pengembangan robot humanoid bertenaga AI. Berdasarkan memo internal, robot-robot ini akan dirancang untuk membantu tugas-tugas fisik dengan tujuan utama untuk mengoptimalkan platform Llama milik Meta.

Llama adalah model AI dasar yang menjadi tulang punggung produk-produk generatif AI perusahaan ini. Pengembangan robot humanoid ini merupakan lanjutan alami dari teknologi tersebut, dan Meta tampaknya siap untuk berinvestasi besar-besaran dalam pengembangan ini. Bahkan, unit AI perusahaan ini tercatat mengalami kerugian sebesar $5 miliar pada kuartal keempat tahun lalu, yang menunjukkan betapa besarnya sumber daya yang dialokasikan untuk proyek ini.

Perusahaan teknologi besar lainnya juga tidak ketinggalan, mereka mencurahkan miliaran dolar untuk riset dan pengembangan AI. CEO Tesla, Elon Musk, mengumumkan rencananya untuk meluncurkan robot humanoid bernama “Optimus,” yang akan dirancang untuk melakukan berbagai tugas sehari-hari. Sementara itu, startup seperti World Labs yang didirikan oleh ilmuwan komputer Fei-Fei Li, tengah mengembangkan teknologi kecerdasan spasial yang memungkinkan robot menavigasi lingkungan yang kompleks.

Seiring dengan momentum revolusi robot, jelas bahwa dunia kerja di masa depan akan sangat berbeda. Meskipun kehilangan 83 juta pekerjaan merupakan prospek yang menakutkan, hal ini juga menjadi peluang bagi pekerja untuk mengakuisisi keterampilan baru dan beradaptasi dengan pasar kerja yang terus berkembang. Saat Meta dan perusahaan teknologi lainnya terus mendorong batasan AI dan robotika, satu hal yang pasti—dunia kerja tidak akan pernah sama lagi.

Reskilling dan Upskilling: Keterampilan Baru yang Dibutuhkan

Menurut laporan WEF, lebih dari setengah dari tenaga kerja global akan membutuhkan reskilling dan upskilling yang signifikan pada tahun 2027. Ini berarti pekerja harus mengembangkan keterampilan baru agar tetap relevan di pasar kerja yang didominasi oleh AI dan otomatisasi.

Apa keterampilan yang akan dibutuhkan di dunia kerja baru ini? Para ahli menyebutkan keterampilan seperti kreativitas, pemikiran kritis, dan pemecahan masalah akan semakin berharga. Selain itu, keterampilan terkait dengan AI, data science, dan pemrograman juga akan sangat dicari.

Kebangkitan Ekonomi Gig

Salah satu tren signifikan yang akan membentuk masa depan dunia kerja adalah kebangkitan ekonomi gig. Dengan adanya platform seperti Uber, Airbnb, dan Upwork, semakin banyak pekerja yang beralih ke pekerjaan lepas atau kontrak.

Peralihan menuju ekonomi gig ini membawa peluang sekaligus tantangan. Di satu sisi, pekerja memperoleh fleksibilitas dan otonomi lebih. Namun di sisi lain, hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai keamanan kerja, tunjangan, dan hak-hak pekerja.

Peran Pemerintah dan Pendidik

Seiring dunia kerja yang terus berkembang, pemerintah dan pendidik akan memainkan peran penting dalam mempersiapkan tenaga kerja menghadapi tantangan yang ada. Hal ini membutuhkan investasi besar dalam program pendidikan dan pelatihan yang berfokus pada pengembangan keterampilan masa depan.

Pemerintah juga harus mempertimbangkan kebijakan yang mendukung pekerja yang terdampak otomatisasi dan AI, seperti program pendapatan dasar universal, inisiatif pelatihan ulang, dan jaring pengaman sosial.

Kesimpulan

Masa depan dunia kerja memang penuh ketidakpastian, namun satu hal yang jelas: ia akan dibentuk oleh kemajuan teknologi, khususnya AI dan otomatisasi. Meskipun ini membawa tantangan besar, hal ini juga memberikan peluang bagi pekerja untuk mengembangkan keterampilan baru, beradaptasi dengan teknologi baru, dan bertahan dalam pasar kerja yang terus berubah.

Saat kita memasuki dunia kerja yang baru ini, sangat penting untuk mengutamakan pendidikan, pelatihan, dan upskilling. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa pekerja siap dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses di dunia yang didominasi oleh robot dan AI.

Read more!

Paling Baru

Advertisementspot_img